Karnivor merupakan golongan satwa yang 'elusiv' artinya berperilaku
menghindari manusia, bisa juga dianggap 'pemalu'. Akibatnya sulit bagi
kita bisa bertatap muka langsung dengan golongan karnivor di
habitatnya, apalagi habitat karnivor di Jawa merupakan hutan hujan
tropis basah dengan pepohonan lebat.
Keberadaan satwa karnivor di suatu kawasan dapat dikenali dari bekas aktivitasnya. Bekas aktivitas yang menjadi alat bantu deteksi kehadiran karnivor diantaranya: kotoran (feses), tapak kaki, cakaran, sisa pemangsaan dan rambut.
Contoh bekas aktivitas karnivor di Jawa:
1. Feses.
Struktur
feses mengandung bolus. Ukuran berfareasi tergantung besar kecilnya
tubuh hewan. Kandungan prey di feses, dapat menunjukkan spesies
pemiliknya. Pada jenis kucing besar, feses mengandung rambut mangsa
seperti babi hutan, rusa, kijang, kancil, landak ataupun monyet dan
lutung jawa. Sedangkan jenis karnivor kecil fesesnya mengandung rambut
tikus, mamalia kecil lainnya ataupun bulu burung semak atau tanah, sisik
reptil (misal: kadal) dan terkadang sisik ikan dan cangkang kepiting
sungai.
2. Tapak kaki.
Pada
saat satwa beraktivitas di habitatnya, tentulah akan meninggalkan
rekaman tapak kaki di tanah. Bentuk tapak kaki di tanah menjadi
parameter indikasi penunjuk jenis yang mudah dikenali. Namun demikian
tergantung dari jenis subtrat lantai hutan, apakah berupa tanah
lempung, serasah, humus atau pasir. Pada jenis substrat tanah yang
berbeda, terkadang bentuk tapak kaki juga ada sedikit vareasi.
Berdasarkan bentuk tapak kaki yang kita jumpai di alam, maka dapat
dikenali jenis satwa pemilik tapak kaki tersebut. Temuan tapak kaki ini
jelas menginformasikan kehadiran suatu jenis satwa di kawasan
tersebut.
3. Cakaran.
Beberapa
jenis karnivor besar keluarga kucing, melakukan aktivitas pencakaran
di tanah. Cakaran di tanah ini dilakukan sebagai 'tanda' lintasan dan
jika selesai melakukan defesasi (buang kotoran). Bentuk cakarannya khas
dengan adanya bekas kuku yang membentuk arah rekaman sejajar.
Bekas
aktivitas berupa cakaran di pohon berguna sebagai penandaan batas
daerah jelajah suatu individu karnivor besar. Cakaran di pohon dapat
berupa garutan memanjang atau garutan titik-titik. Pencakaran di pohon
ini juga berguna untuk membantu melepas kelupasan kuku. Jika
diperhatikan dari kondisi getah pohon yang telah menghitam kering dan
segar, maka dapat diketahui bahwa cakaran itu masih baru atau sudah
lama. Adanya cakaran yang berulang di suatu pohon, maka dapat dipastikan
bahwa lokasi tersebut merupakan jalur pelintasan utama satwa karnivor.
4. Sisa Pemangsaan
Guna
melangsungkan kehidupannya di alam, semua satwa butuh makan. Sumber
pakan satwa karnivor adalah daging yang di dapat dari tubuh satwa
mangsanya. Bagian tubuh satwa mangsa yang tersisa biasanya adalah tulang
kepala, punggung dan paha. Oleh karena itu, biasanya pada tulang sisa
mangsa ini dapat kita jumpai adanya rekaman gigi karnivor yang
melakukan pemangsaan. Ukuran, bentuk dan tipe gigi yang terekam di
tulang satwa mangsa bisa dijadikan sebagai alat identivivikasi jenis
satwa pelakunya.
5. Rambut
Rambut
yang tertinggal disekitar bekas luka garutan di pohon yang
mengindikasikan cakaran karnivor dapat dijadikan sebagai alat bantu
identivikasi jenis satwa. Hal tersebut jika dilakukan pencermatan lebih
lanjut menggunakan mikroskup cahaya. Pola dan tipe bagian medula dan
sisik rambut dapat dijadikan sebagai parameter penunjuk jenis. Bahkan
kita dapat melakukan penelitan jenis satwa di suatu habitat, dengan
menggunakan teknik penjebakan rambut.
Teknik 'manual' di atas telah digunakan PKJ untuk mendeteksi kehadiran karnivor jawa diberbagai habitat. Pengetahuan dasar dalam mengenali dan mendeteksi kehadiran karnivor disuatu kawasan mutlak dipahami, sehingga memudahkan ketika dilakukan pemantauan menggunakan kamera trap, survey keberadaan dan penghitungan populasi.
sumber :peduli karnivor
Keberadaan satwa karnivor di suatu kawasan dapat dikenali dari bekas aktivitasnya. Bekas aktivitas yang menjadi alat bantu deteksi kehadiran karnivor diantaranya: kotoran (feses), tapak kaki, cakaran, sisa pemangsaan dan rambut.
Contoh bekas aktivitas karnivor di Jawa:
1. Feses.
2. Tapak kaki.
3. Cakaran.
- Di tanah.
- Di pohon.
4. Sisa Pemangsaan
5. Rambut
Teknik 'manual' di atas telah digunakan PKJ untuk mendeteksi kehadiran karnivor jawa diberbagai habitat. Pengetahuan dasar dalam mengenali dan mendeteksi kehadiran karnivor disuatu kawasan mutlak dipahami, sehingga memudahkan ketika dilakukan pemantauan menggunakan kamera trap, survey keberadaan dan penghitungan populasi.
sumber :peduli karnivor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Come on Study with me